Jumat, 11 Oktober 2013

identifikasi batuan sedimen


LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRAKTIKUM III
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN



OLEH :
NAMA                : I K H S A N
NIM                     : F1G1 12 054
PRODI                : GEOLOGI
KELOMPOK      : VIII ( DELAPAN )
ASISTEN             : AL RUBAIYN




LABORATORIUM FISIKA KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013








ACARA III
3.1 JUDUL
Identifikasi Batuan Sedimen
3.2TUJUAN
Adapun tujuan yang telah dicapai dalam praktikum identifikasi batuan sedimen  yaitu sebagai berikut:
1.        Praktikan mampu mengidentifikasika batuan sedimen.
2.        Praktikan dapat menjelaskan jenis-jenis batuan sedimen.
3.3  LANDASAN TEORI
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan,maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang dikenal dalam mengidentifikasikan batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :
1.      Warna
2.      Tekstur
3.      Struktur
4.      Komposisi material pembentuk batuan.
(Anonim, 2013)
      Batuan sedimen dapat membentuk lapisan, dapat dibedakan oleh batuan beku dan batuan metamorf. Contohnya terpecahnya sendiri permukaan lapisan. Selain itu ditetapkan ciri-ciri tersendiri pada fosil-fosil yang tidak pernah ditemukan pada batuan beku dan jarang ditemukan pada batuan metamorf (simon & schuster, 1998).
Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan. (http.www.geowacana.com).
Batuan sedimen klastika berbutir kasar (rudites, f > 2 mm) biasanya terdiri dari fragmen dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran yang lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan pasir, atau bahkan granule. Sedangkan fragmen berbutir pebble sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan silisiklastika adalah mineral silika (kuarsa, opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung. Sebagai mineral tambahan adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan mika. Untuk batuan klastika gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi. Selain mineral, maka di dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta fosil binatang dan fosil tumbuh-tumbuhan.
Batuan karbonat (klastika dan non klastika) tersusun oleh mineral kalsit, cangkang fosil dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil penguapan), utamanya tersusun oleh mineral gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen “ironstone” tersusun oleh mineral oksida besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit). Batuan sedimen posfat tersusun oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon. Batuan sedimen silika (chert atau opal) tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.
Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya bahan semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material karbonat, oksida besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas berwarna coklat, Semen silika umumnya tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati secara megaskopik. (http. www.amonline.net)
    Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transportasi dan deposisi (http://rageagainst.multiply.com).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. (www.wingmanarrows.wordpress.com)

3.4 ALAT DAN BAHAN
 Alat dan bahan yang digunakan dalam  praktikum identifikasi batuan  sedimen  dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Alat dan bahan identifikasi batuan sedimen
No.
Alat
Kegunaan
1.
Kertas  HVS
Tempat untuk menggambar batuan
2.
Pensil warna
Untuk menggambar/mewarnai batuan yang diamati
3.
Tabel pengamatan
Untuk menulis hasil pengamatan
4.
Kamera
Untuk mengambil gambar sampel
5.
4 Sampel Batuan
Sebagai obyek pengamatan



3.5  PROSEDUR PRAKTIKUM
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum praktikumidentifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Melakukan identifikasi batuan sedimen secara megaskopis/kasat mata  
berdasarkan sifat-sifat fisisnya :
Ø  Warna
Ø  Tekstur
Ø  Struktur
Ø  Komposisi material pembentuk batuan
3. Mengisi data pada lembar pengamatan
4. Menentukan nama batuannya.











3.5  DATA/HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan dari identifikasi batuan Sedimen adalahsebagai berikut :
1. Nomor urut peraga 1
·            Warna segar            : putih abu-abu
·            Warna lapuk           : abu-abu/kelabu
·            Sortasi                     : well sorted
·            Tekstur                    : klastik
·            Struktur                  : berdegradasi        
·            Komposisi material : plagioklas
·            Nama batuan          : batu pasir2. Nomor urut peraga 2
·               Warna segar            : hitam
·               Warna lapuk           : hitam kecoklatan
·               Sortasi                     : well sorted
·               Tekstur                    : non-klastik
·                Struktur                  : silang siur                 
·               Komposisi material : mika biotit dan karbon
·               Nama batuan          : batubara lignit

3. Nomor urut peraga 3
·               Warna segar            : putih
·               Warna lapuk           : coklat
·               Sortasi                     : medium sorted
·               Tekstur                    : klastik
·               Struktur                  : silang siur                  Gambar 3.3 Gamping fosil
·               Komposisi material : mika muskovit dan oksida besi
·               Nama batuan          : gamping fosil
4. Nomor peraga 4     
·               Warna segar            : putih
·               Warna lapuk           : kelabu dan coklat
·               Sortasi                     : weel sorted
·               Tekstur                    : klastik
·               Struktur                  : berlapis   
·               Komposisi material : feldspar dan mika muskovit
·               Nama batuan          : gamping kristalin




3.7 PEMBAHASAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan beku metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.
Proses pembentukan batuan sedimen di awali dengan pelapukan. Pelapukan dibagi atas tiga macam yaitu pelapukan secara biolgis yang disebabkan oleh mahkluk hidup yang berperan didalamnya, secara fisika yaitu dipengaruhi oleh cuaca dan suhu, dan secara kimia yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat kimia. Setelah pelapukan maka batuan akan tererosi. Erosi merupakan pengikisan permukaan kulit bumi yang disebabkan oleh es, air, dan angin. Dari ketiga penyebab itu air memiliki pengaruh kuat dari kedua hal lainnya. Kemudian akan tertransportasi atau pemindahan menuju cekungan. Proses ini di bantu oleh angin, air, dan glister. Selanjutnya batuan akan mengalami akumulasi. Proses akumulasi adalah dimana berkumpulnya batuan yang dibawa oleh air, angi, atau gletser pada suatu tempat ataupun cekungan. kemudian terjadilah kompaksi dimana terjadi akibat terbebaninya lapisan akibat sedimen yang berada di atasnya sehingga menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih dekat dan juga kandungan air dalam pori-pori batuan akan tertekan keluar. kemuadian akan terjadi yang namanya sementasi, yaitu butiran-butiran sedimen direkatkan oleh material lain, dapat berasal dari air tanah atau hasil-hasil pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu sendiri. Setelah itu, akan terjadi litifikasi atau pembatuan, yaitu dimana proses terubahnya batuan yang lepas menjadi batuan-batuan menjadi batuan yang padat atau keras.
        Dalam mengidentifikasi batuan sedimen ada beberapa sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan yaitu beberapa cirri warna mineral yang penting dalam batuan sedimen yaitu kwarsa, mika , karbonat, dan lempung. Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam tanah. Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Komposisi mineral pembentuk batuan , mineral-mineral yang terdapat  pada batuan sedimen antara lain kwarsa, mika, karbonat, dan mineral lempung. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun organisme yang di endapkan lapis demi lapis di permukaan bumi dan mengalami pembatuan.
            Pada pengamatan pertama identifikasi dilakukan pada batuan dengan nomor urut 1 dengan sifat fisisnya sebagai berikut : warna segar dari batuan ini adalah putih abu-abu, dan warna lapuknya abu-abu. Sortasi batuan ini adalah well sorted karena pemilahan butirannya yang sangat baik dan seragam. Batuan ini merupakan hasil rombakan material-material yang telah ada sebelumnya sehingga tekstur batuan ini adalah klastik. Struktur dari batuan ini adalah berdegradasi karena butiran dalam batuan semakin halus dari bagian bawah sampai atas. Berdasarkan warna batuan Komposisi material penyusun batuan ini adalah plagioklas. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan pada sifat fisis yang dimiliki batuan nama batuan ini adalah batu pasir. Batupasir termasuk dalam batuan sedimen klastik terigen. Hal ini berarti batu ini disusun oleh butiran detritus yang berasal dari daratan. Mempunyai butiran yang berukuran 1/16 mm – 2 mm. Berdasarkan klasifikasi wentworth untuk ukuran butir, maka ukuran tersebut dinamakan pasir, sehingga batunya dinamakan batupasir. Biasanya batupasir disusun dari lima komponen dasar, yaitu : fragmen batuan (litik), butiran kuarsa, butiran feldspar, matriks, dan semen.
            Pada pengamatan kedua identifikasi dilakukan pada batuan dengan nomor urut peraga 2. Batuan ini memiliki warna segar yaitu hitam dan warna lapuk hitam kecoklatan. Pemilahan butiran dari batuan ini sangat baik dan seragam sehungga sortasi batuan ini adalah weel sorted. Tekstur batuan in adalah non-klastik karena merupakan hasil aktivitas biokimia. Struktur batuan ini adalah silang-siur. Komposisi material penyusun batuan ini adalah biotit dan karbon. Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan nama batuan ini adalah batubara. Batuan ini terbentuk dari material organik yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsur karbon, oksigen, air dan tingkat perkembangannya.
            Pada pegamatan selanjutnya dilakukan identifikasi pada batuan dengan nomor urut peraga 3. Warna segar dari batuan ini adalah putih dan warna lapuknya berawarna kuning kecoklatan. Sortasi dari batuan ini adalah medium sorted karena pemilahan butir dari batuan ini yang sedang. Batuan ini bertekstur klastik. Struktur batuan ini adalah silang siur karena satu perlapisan saling memotong dalam tubuh batuan. Komposisi material penyusun batuan ini adalah mika dan oksida besi. Berdasarkan hasil identifikasi nama dari batuan ini adalah gamping fosil. Gamping fosil merupakan batuan sedimen yang berasal dari endapan organisme algae calcareous dan binatang koral.
            Pada pengamatan terakhir identifikasi dilakukan pada batuan dengan nomor peraga 4. Batuan ini memiliki warna segar yaitu putih dan warna lapuk kelabu dan coklat. Pemilahan butiran dari batuan ini sangat baik dan seragam sehungga sortasi batuan ini adalah weel sorted. Batuan ini bertekstur klastik. Pada batuan ini memiliki struktur berlapis. Komposisi material penyusun batuan ini adalah feldspar dan mika. Berdasarkan dari hasil identifikasi nama batuan ini adalah gamping kristalin. Gamping kristalin merupakan batuan sedimen yang memiliki tekstur chemical tekstur sedimentary, pada sampel ke empat ini bentuknya tidak manunjukan ada struktur perlapisan (stratifikasi), karena merupakan tipe batuan sedimen yang terbentuk akibat adanya aktifitas/proses kimia, pada batuan ini kami memperoleh hasil identifikasi komposisi materialnya berupa mineral karbonat (kalsit) serta Kristal-kristal yang ada pada permukaan batuan dan memiliki komposisi material quartz.










3.8 PENUTUP
3.8.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dari hasil identifikasi batuan sedimen adalah :
1.            Identifikasi batuan sedimen merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan sedimen.
v  Warna adalah kenampakan langsung yang dapat diamati pada batuan.
v  Sortasi atau pemilahan merupakan keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen. 
v  Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan.
v  Struktur merupakan kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.
v  Komposisi material merupakan kandungan material yang dimiliki batuan
2.            Berdasarkan hasil identifikasi batuan sedimen, nama dari batuan sedimen yang diidentifikasi adalah :
v   Batuan pertama adalah batu pasir
v   Batuan kedua adalah batubara
v   Batuan ketiga adalah gamping fosil
v   Batuan keempat adalah gamping kristalin.
3.8.2 Saran
            Adapun saran yag dapat saya sampaikan pada praktikum kali ini agar asisten membantu praktikan  menjelakan sifat fisis dari batuan terutama dari segi tekstur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Penuntun praktikum geologi dasar. Universitas haluoleo. Kendari
Simon dan Schuster. 1998. Rocks and Minerals. Fireside Books. New York.
http:// www.amonline.net/Mineral-Batuan/. (Diakses tanggal 20 Mei 2013)
http://www.geowacana.com/batuan-sedimentasi-2/.(Diakses tanggal 20 Mei 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar