LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRAKTIKUM
II
IDENTIFIKASI
BATUAN BEKU
OLEH
:
NAMA : I K H S A N
NIM : F1G1 12 054
PRODI : GEOLOGI
KELOMPOK : VIII ( DELAPAN )
ASISTEN : AL RUBAIYN
LABORATORIUM FISIKA KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
ACARA II
2.1
JUDUL
Identifikasi
Batuan Beku
2.2
TUJUAN
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum identifikasi batuan beku adalah :
1.
Praktikan
mampu
mengidentifikasi batuan beku
2.
Praktikan
mampu
mengklasifikasikan batuan beku
2.3
LANDASAN TEORI
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas
permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang
kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu
sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi
tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam
mengidentifikasi batuan adalah :
1. Warna
Warna batuan beku biasanya
representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral
tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: berwarna cerah (bersifat
asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifatbasa/ mafic).
2. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan
berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan sususnan butir mineral penyusun batuan.
Tekstur dapat dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi pada
waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur yang umumnya sering
dijumpai pada batuan beku :
·
Feneritik
·
Afanitik
·
Porfiritik
·
Glassy
·
Fragmental
3. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan
antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada
batuan beku:
- · Masif
- · Jointing
- · Vesikular
- · Aliran
- · Amigdaloidal
4. Komposisi Mineral Pembentuk
Batuan
Mineral-mineral yang terdapat pada
batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, olivine, piroksen.
Mineral-mineral penyusun batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika feldspar,
karbonat, mineral lempung. (penuntun praktikum geologi dasar, 2013)
Tekstur menggambarkan sifat butir
(kristal) yang membentuk batu. Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat
membedakan kristal dengan mata telanjang. Batuan beku berbutir halus setidaknya
memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki kristal yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap
pendinginan yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama.
Pendinginan yang lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan kristal besar.
Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi) menghasilkan kristal yang
lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran jelas berbeda.
Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit
disediakan untuk batuan beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini
adalah istilah yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan
granit. Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari
batuan beku lelehan namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat
tubuh batuan beku.Cairan (umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan
yang tinggi) memungkinkan untuk banyak kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan
atom atau molekul) ke situs kristalisasi. Hasilnya adalah pembentukan kristal
besar.(Nakamura dkk, 2002)
Batuan beku terbentuk dari pemadatan
bahan batu (magma cair), baik mengalami kristalisasi maupun tanpa kristalisasi.
Ada dua tipe dasar batuan beku yaitu:
1) Batuan beku intrusif (plutonik)
seperti diorit, granit, gabro, dan pegmatite yaitu batuan beku yang mengeras di
bawah permukaan bumi.
2) Batuan beku ekstrusif (vulkanik)
seperti andesit, basalt, obsidian, batu apung, riolit dan scoria yang mengeras
pada atau di atas permukaan bumi. (www.Budi Setiyarso.blogspot.com)
Batuan adalah kumpulan dari
mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral , biasanya dia tidak dalam
keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika
yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi
suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis
batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi
mineral yang menyusun batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu
batuan beku, sedimen dan metamorf.Batuan beku adalah batuan yang terbentuk
melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh
suhu.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan
berdasarkan susunan mineraloginya.
Berdasarkan Genetik Batuan beku
terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas,
berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok
yaitu :
a. Batuan beku dalam (pluktonik),
terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat
sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur
holohialin).contoh : Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal),
terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya
berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang
tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur
porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
c. Batuan beku luar (efusif)
terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga
tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya
Obsidian, Riolit dan Batua pung.
Berdasarkan Senyawa Kimia
Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
a.
Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya
Dunit dan Peridotit.
b.
Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro,
Basalt.
c.
Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %. Contohnya
Andesit dan Syenit.
d.
Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya Granit,
Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin
basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
Berdasarkan Susunan Mineralogi
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan
sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku
menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti
tekstur granular member arti akankeadaan yang serba sama, sedangkan tekstur
porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur
afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B.
Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat
dibagi menjadi:
a.
Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang Bertekstur porfiritik
dengan massadasar faneritik.
c. Batuan gang Bertekstur porfiritik
dengan massa dasar afanitik.
d.
Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. (Nesse, 2000)
Nakhlites (batuan beku mars) adalah
batuan beku, yang dipadatkan dari magma basaltik, walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku
yang disusun oleh mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan
mineral. Mineral kimia dan pola mineral yang
ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-sama memiliki basal.
Keseluruhan tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal terestrial, seperti
tekstur mesostasis. Demikian
pula, mineral dalam nakhlites mengandung multifase, inklusi kaca yang identik
dengan yang diidentifikasi sebagai inklusi batuan basaltik magmatik di
bumi.Sehingga, batu hampir identik dengan nakhlites yang telah ditemukan di
Bumi.Interpretasi awal dari nakhlites mengandalkan mineral dan kesamaan tekstur
dengan batuan basaltik terestrial. Mineraloginya didominasi oleh piroksin,
olivin, plagioklas, dan oksida Fe-Ti
seperti yang ditemukan pada batu basal. Tekstur keseluruhannya adalah
phenocrystic atau porfiritik basal.Pada NWA817 dan MIL03346 ada pengecualian
yaitu bahwa mereka mesostases sebagian besar kaca.(Sautter, 2002).
2.4
PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan
pada praktikum identifikasi batuan beku adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
2. Melakukan identifikasi batuan beku
secara megaskopis/ kasat mata. Berdasarkan sifat-sifat fisinya:
Ø Warna
Ø Tekstur
Ø Struktur
Ø Komposisi mineral pembentuk batuan
3. Menentukan nama batuannya
4. Mengisi data pada lembar pengamatan
2.5
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang yang
dibutuhkan dalam praktikum identifikasi batuan beku dapat dilihat pada table
2.1 :
Table 2.1 Alat dan bahan identifikasi
batuan beku
No.
|
Alat
dan Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Lubang
Preparat
|
Sebagai
pembatas untuk mengamati batuan agar tidak semua bagian mineral teramati dan
untuk mengamati warna batuan
|
2.
|
Komparator
batuan
|
Sebagai
bahan pembanding dalam mengidentifikasi batuan
|
3.
|
Uang
Logam
|
Sebagai
pembanding
|
4.
|
Pensil
warna
|
Sebagai
bahan untuk menggambar batuan yang diamati
|
5.
|
Batuan& Mineral
|
Sebagai referensi klasifikisi
batuan beku
|
2.6
HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil
pengamatan dari praktikum identifikasi batuan beku adalah :
1. Nomor urut peraga 1
·
Warna :
Putih abu-abu dan hitam

·
Tekstur : Afanitik
·
Sifat
Batuan : Mafic
·
Struktur : Masif
·
Komposisi
mineral : Plagioklas dan biotit
·
Nama
batuan : Andesit

·
Warna : Hitam dan Putih
·
Tekstur : Afanitik
·
Sifat
Batuan : Mafic
·
Struktur : Masif
·
Komposisi
mineral : Biotit, muskovit, dan
amfibol
·
Nama batuan : Gabro
3. Nomor urut peraga 3
·
Warna : Putih abu-abu
·
Tekstur : Faneritik
· Sifat batuan :
Felsic
·
Struktur : Masif
·
Komposisi
mineral : Plagioklas
·
Nama
batuan : Riolit
4. Nomor urut peraga 4
·
Warna : Hitam, abu-abu, hijau kehitaman, dan kuning coklat
kemerahan

·
Tekstur : Afanitik
·
Sifat
batuan : Mafic
·
Struktur : Jointing
·
Komposisi
mineral : Amfibol, oksida besi,
biotit, piroksan, dan plagioklas.
·
Nama
batuan : Basalt
2.7 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami akan
membahas mengenai identifikasi batuan beku. Dengan tujuan untuk
mengidentifikasi batuan beku, dan mengklasifikasikan jenis batuan beku.
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas
permukaan (ekstrusif).Proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase
dari cair menjadi padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal-kristal
mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat
berpengaruhterhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan komposisi
batuan sangatdipengaruhi oleh sifat magma sel. Ciri khas batuan beku adalah
kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang
saling mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan
membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu.
Pada pengamatan pertama, kami
melakukan identifikasi pada batuan dengan nomor urut peraga 1. Batuan ini memiliki warna abu-abu,
hitam, dan sedikit memiliki corak berwarna putih dibagian permukaannya. Tekstur batuan ini adalah afanitik,
hal ini disebabkan oleh adanya butiran mineral penyusun batuan yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Batuan
ini bersifat mafic (basa), sifat ini sangat tampak dengan adanya warna batuan
yang agak suram (gelap). Selain
itu, batuan ini tidak memiliki retakan-retakan ataupun lubang-lubang gas pada
permukaannya sehingga struktur keseluruhan batuan ini adalah masif. Berdasarkan warna yang dimiliki
batuan ini komposisi mineralnya plagioklas dan biotit. Berdasarkan sifat fisik
yang dimilikinama batuannya dapat ditentukan yaitu andesit.
Pada pengamatan kedua, identifikasi
dilakukan pada batuan dengan nomor urut peraga 2. Batuan ini memiliki warna hitam dan putih. Dari segi tekstur, batuan ini
digolongkan kedalam kelompok afanitik yaitu batuan dengan butiran mineral yang
sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan ini bersifat mafic (basa), sifat ini sangat tampak
dengan warna batuan yang gelap. Batuan
ini berbentuk pejal dengan tidak adanya retakan maupun lubang gas pada
permukaan batuan, sehingga
batuan ini berstruktur masif.Batuan ini mengandung mineral amfibol dan mika. Mika itu sendiri terdiri dari dua
jenis yaitu muskovit (mika yang berwarna putih) dan biotit (mika yang berwarna
hitam). Pada batuan gabro, muskovit lebih
dominan dibandingkan dengan biotit yang hanya merupakan fragmen pada batuan
ini. Dari hasil identifikasi sifat fisik batuan tersebut dapat ditentukan nama
batuannya yaitu gabbro. Gabbro merupakan batuan yang
memiliki komposisi mineral yang sama dengan basal, hanya saja gabbro biasanya
betekstur feneritik, karena terbentuk di bawah permukaan sehingga mineral
penyusun gabbro mempunyai waktu yang cukup untuk berkembang.
Pada pengamatan ketiga, identifikasi
dilakukan pada batuan dengan nomor urut peraga 3.Batuan ini berwarna
abu-abu.Batuan ini bersifat felsic dengan kandungan silikon > 65 %, kadar silikon ini sangat tampak jelas dengan adanya warna batuan
yang terang. Dari segi tekstur, batuan ini digolongkan kedalam kelompok
afanitik yaitu batuan dengan butiran mineral yang sangat halus sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan ini berbentuk pejal dengan tidak adanya retakan
maupun lubang gas pada permukaan batuan, sehingga batuan ini berstruktur masif. Komposisi mineral batuan ini adalah
plagioklas. Dari hasil identifikasi sifat fisik batuan ini nama batuannya dapat
ditentukan yaitu riolit.
Pada pengamatan terakhir,
identifikasi dilakukan pada batuan dengan nomor urut peraga 4. Warna dari batuan ini adalah hitam
dan hijau kehitaman.Batuan ini bersifat mafic atau basa, hal ini
direpsentasikan dengan adanya warna batuan yang gelap. Tektur batuan ini adalah afanitik,
hal ini disebabkan oleh adanya butiran mineral penyusun batuan yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Struktur
batuan ini adalah jointing, hal ini dikarenakan batuan ini tampak memiliki
retakan. Batuan ini terbentuk dari dua
mineral yaitu piroksin dan biotit. Berdasarkan identifikasi sifat fisik yang telah dilakukan
nama batuannya dapat ditentukan yaitu basal. Basal merupakan batuan ekstrusif yang paling sering
ditemukan, yang merupakan batuan penyusun kerak samudra. Basal yang teredapat pada kerak samudra biasanya
membentuk struktur Pillow lava, yakni batuan beku yang berbentuk seperti
bantal, terbentuk seperti bulatan-bulatan sempurna, ini terjadi karena proses
pembekuan magma di dalam air.
2.8
PENUTUP
2.8.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari identifikasi
batuan bekuadalah :
1. Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas
permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang
kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu
sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi
tentang suatu batuan tertentu.
v
Nomor urut peraga pertama adalah
andesit
v
Nomor urut peraga kedua adalah gabbro
v
Nomor urut peraga ketiga adalah riolit
v
Nomor urut peraga keempat adalah basalt
2.8.2
Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan
pada praktikum identifikasi batuan beku ini adalah agar sebaiknya asisten
membantu praktikan dalam menentukan nama batuannya karena praktikan cukup sulit
untuk menentukan nama batuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2013. Penuntun praktikum geologi dasar.
Universitas haluoleo. Kendari
Nakamura, N. dkk, 2002, REE abundances and Rb–Sr age of a new
Antarctic nakhlite Yamato 000593 (abstract), Antarctic Meteorites: Tokyo
Nesse, W.D., 2000. Introduction to Mineralogy. Oxford
University Press: New York
Sautter, V. dkk, 2002, A new Martian meteorite from Morocco: the
nakhlite North West Africa 817. Earth Planet: Afrika Barat
http://www.Budi
Setiyarso.blogspot.com/Batuan .(diakses tanggal 07 April 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar